Menjadi tentara menjadi cita cita Bambang Prianto, salah seorang prajurit yang tewas bersama tenggelamnya kapal selam Nanggala 402. Bahkan, di ujian ke 3, pria asal Sragen baru dinyatakan lolos hingga menjadi seorang anggota TNI. Menurut dia, adiknya itu setelah lulus dari SMA memang bercita cita jadi tentara.
Namun upayanya untuk menjadi anggota TNI AL tidak berjalan mulus. "Dia tiga kali mendaftar jadi tentara. Pendaftaran yang pertama dan kedua dia enggak diterima. Baru di pendaftaran ketiga dia diterima jadi TNI AL," imbuhnya.
Sosok Sertu Bambang Prianto anggota TNI Angkatan Laut (AL) di mata keluarga adalah orang yang keras. "Tapi kerasnya untuk kebaikan," ucap Sri Rahayu. Sertu Bambang Prianto adalah anak ke enam dari enam bersaudara.
"Karena dia anak bungsu maka paling disayang oleh orang tuanya sehingga kami kakak kakaknya juga ikut sayang dengan dia," terangnya. Bambang juga pernah tercatat sebagai anggota kelompok pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Sragen. Paman Sertu Bambang, Sutrisno mengungkapkan mendiang pernah menjadi anggota kelompok pencak silat tersebut selama 3 tahun pada medio 1990 an.
"Dulu waktu jadi anggota PSHT kurang lebih tiga tahun. Pada tahun 90an dulu," ujar Sutrisno, Minggu (25/4/2021). Namun setelah diterima jadi anggota TNI AL, korban memutuskan untuk tak lagi aktif di PSHT.
"Sudah enggak aktif lagi setelah jadi TNI AL dan pindah ke Surabaya," terangnya. Menurutnya, semasa dia jadi anggota PSHT dikenal sebagai sosok yang disiplin dan tegas. "Orangnya memang dikenal disiplin dan tegas," katanya.
Hal itu ia tunjukkan kala melatih pesilat pesilat lain. "Kalau mendidik pesilat lainnya tegas," tambahnya. Sebelumnya, duka mendalam dirasakan anggota keluarga korban KRINanggala 402 asal Sragen Sertu Bambang Priyanto yang gugur dalam insiden tenggelamnya kapal selam KRI Nanggala 402 di perairan laut utara Bali.
Mereka langsung menggelar tahlilan seusai mendegar kabar semua awak kapal KRI Nanggala 402 dinyatakan gugur oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto. Tahlilan diselenggarakan di rumah orang tua Sertu Bambang Priyanto diKampung Ngadirejo, Kroyo, Karangmalang, Sragen pada Minggu (25/5/2021). Paman korban, Sutrisno mengatakan, tahlilan akan dilaksanakan selama tujuh hari ke depan.
Tahlilan dihadiri oleh keluarga dekat dan anggota pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT). "Teman teman dari PSHT ikut mendoakan karena Mas Bambang dulu pernah jadi anggota PSHT," terangnya. Sutrisno mengaku kaget kala mendengar semua awak KRINanggala 402 tidak ada yang selamat.
"Terus terang ya kaget karena ada saudara saya yang jadi korban," paparnya. Dia berharap agar jasad Sertu Bambang Priyanto bisa diangkat ke permukaan. "Saya ingin jasad Sertu Bambang bisa dimakamkan dengan layak. Tapi ya kami ikut saja karena TNI sekarang sedang berupaya evakuasi," katanya.